Jilbab itu bukan Islam, tapi Budaya Arab |
"Hijab berasal dari budaya sebelum Islam. Alquran, di sisi lain, meminta wanita dan pria untuk berpakaian sopan. Mengapa ini tidak bisa diartikan sebagai lengan panjang. Dan jika seorang wanita harus menutup rambutnya, mengapa bukan topi baseball yang dipilihnya," tulis Irshad dalam buku 'Allah, Liberty and Love'.
Irshad pun mempertanyakan kenapa justru wanita yang harus menutup rambutnya. Bukankah pria pun seharusnya menjaga pandangannya dan menunduk jika melihat wanita yang bukan muhrimnya.
"Apabila kau sebagai pria khawatir terangsang, mengapa tidak melakukan sebagaimana yang disarankan Alquran dan menunduk. Mengapa kompensasinya harus membebani hanya pada wanita," ujar Irshad.
Irshad yang seorang jurnalis di Kanada ini menulis beberapa kasus yang terjadi. Seorang muslimah Kanada bernama Aqsa Parves tewas dicekik ayahnya sendiri. Gadis 16 tahun itu melawan ayahnya dan menolak mengenakan jilbab tahun 2007 lalu.
Pemikiran Irshad ini tentu mendapat penentangan dari komunitas Muslim di seluruh dunia. Irshad berkali-kali ditolak menjadi pembicara di berbagai negara. Diskusi buku Irshad Manji di Salihara dan Kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Jakarta juga mendapat penolakan sejumlah kalangan. [ian]
No comments:
Post a Comment